Kamis, 04 Maret 2010

Motivasi belajar

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:

  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

  • Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
  • Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Tips-tips berikut dapat meningkatkan motivasi belajar kita:

  • Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
    Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

    Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

    Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
  • Belajar apapun
    Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
  • Belajar dari internet
    Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.

    Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
    Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

    Cari motivator
    Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Setiap Manusia yang hidup di bumi ini membina hubungan yang baik antara manusia satu dengan yang lainya maupun hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungan di sekitarnya. kemampuan manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif itu telah membuka peluang bagi pengembangan berbagai bentuk organisasi dan kebudayaan menuju peradaban.


Kebudayaan sendiri adalah salah satu kata yang merujuk pada perkembangan intektual, spritualitas, dan estetika pada sebuah masyarakat. Kebudayaan pun disepakati sebagai buah tangan dari manusia dan melalui konstruksi sosial.


Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari beraneka suku bangsa akhirnya melahirkan berbagai macam jenis kebudayaan yang diwariskan turun temurun dari nenek moyang ke anak cucu mereka. Berbagai macam jenis kerajinan, kesenian, maupun masakan yang mencirikan ke-khasan daenah masing-masing adalah warisan yang tak ternilai harganya.

Namun perkembangan zaman dan teknologi yang begitu cepat membuat perkembangan kebudayaan Indonesia menjadi tersendat dewasa ini. Betapa tidak, Remaja-remaja saat ini lebih senang bermain video game dari pada memainkan permainan tradisional seperti congklak, galaksin, dan permainan lainnya. Mereka lebih memilih memakan makanan siap saji dari pada makanan tradisional yang notabene adalah makanan khas mereka sendiri seperti Gudeg. Dan Lebih bangga jika memakai pakaian bermerk perancang terkenal dari pada memakai batik yang merupakan warisan leluhur kita. Kesenian seperti wayang dan tarian tradisional pun sangat jarang ditemui. Mungkin sesekali kesenian tersebut dipentaskan di salah satu tempat tujuan wisata di Indonesia, namun miris sekali jika mengetahui jumlah pengunjung yang menyaksikannya hanya sedikit sekali.


Lalu ketika Negara tetangga mengklaim bahwa kebudayaan-kebudayaaan Indonesia adalah milik mereka, kita baru mulai sibuk dan memprotes semua tindakan mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang telah dilakukan oleh Negara tetangga itu tidak benar dan menyakiti perasaan bangsa Indonesia. Namun dibalik semua itu ada hikmah yang dapat kita dapatkan. Sekarang Pemerintah sedang gempar-gemparnya mematenkan semua kebudayaan kita, Masyarakat Indonesia juga menjadi semakin peduli dan menghargai kebudayaan yang mereka miliki, terbukti dengan munculnya tren batik di Industri Fasion. Pagelaran-pagelaran kebudayaan sering dipertunjukkan di sekolah-sekolah dan di berbagai event untuk tetap melestarikan budaya Indonesia.


Sudah sepatutnyalah kita melestarikan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang kepada kita. Bukan karna takut dicuri oleh Negara lain, tapi karena kita mencintai budaya negeri kita sendiri.

Lestarikan Budaya Indonesia. J

Banjir Jakarta

Bagi sebagian orang musim hujan adalah berkah yang selalu ditunggu-tunggu kedatangannya, namun bagi sebagiannya lagi, musim hujan berarti banjir akan segera menghampiri. Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara Indonesia adalah salah satu kota yang menjadi langganan banjir setiap tahun. Jika musim hujan telah tiba jalan-jalan utama kota Jakarta langsung tergenang oleh air yang pastinya akan menyebabkan kemacetan yang parah di sepanjang ruas jalan. Belum lagi banjir bandang yang selalu menghampiri sebagian daerah di Jakarta.

Titik banjir di Jakarta antara lain : di Jakarta Utara berada di Kelurahan Sunter Agung, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Rawa Badak, dan Kelurahan Koja. Daerah terparah di Kapuk Muara. Di Jakarta Pusat, titik banjir terpantau di Kelurahan Petamburan yang merupakan daerah terparah, Kelurahan Tanah Abang, Kelurahan Kemayoran, dan Kelurahan Karet Tengsin. Di Jakarta Barat, titik banjir berada di Kelurahan Rawa Buaya yang menjadi daerah banjir dengan intensitas tinggi, Kelurahan Kapuk, dan Kelurahan Tegal Alur. Titik banjir di Jakarta Timur berada di Kelurahan Kampung Melayu yang merupakan darah banjir terparah, dan Kelurahan Cawang. Sedangkan di Jakarta Selatan, titik banjir berada di Kelurahan Bukit Duri, Kelurahan Bintaro, dan Kelurahan Pondok Karya. Kelurahan Petukangan Selatan merupakan salah satu daerah dengan konsentrasi air tertinggi.

Masalah banjir akhirnya menjadi masalah tahunan yang susah untuk di atasi. Dikutip dari situ inilah.com Jakarta memiliki siklus banjir lima tahunan yang merugikan. Pada tahun 2002 banjir di Jakarta ditaksir merugikan perekonomian sebesar 4 triliun rupiah.

Berbagai macam masalah pun timbul ketika banjir telah tiba, mulai dari masalah kesehatan, sosial, politik dan ekonomi semuanya terganggu. Ketika musibah banjir tiba, warga yang rumahnya terkena banjir mulai mengunggsi dan pindah ke tenda-tenda darurat yang telah disediakan oleh pemerintah. Sebagian warga yang rumahnya memiliki dua lantai kadang memilih untuk tetap tinggal di rumahnya sendiri selagi banjir belum sampai ke lantai dua rumah mereka. Miris memang menyaksikan keadaan warga Jakarta ketika sedang dilanda musibah banjir. Warga yang menjadi korban banjir tidak sedikit yang terkena berbagai macam penyakit karena kekurangan makanan dan air bersih.

Di segi ekonomi, banjir yang melumpuhkan sebagian besar ruas jalan di ibu kota membuat aktivitas perekonomian menjadi terganggu.

Guna mengatasi permasalahan banjir Jakarta, Pemda DKI Jakarta mengeluarkan sejumlah kebijakan yang selanjutnya dituangkan dalam Perda-Perda, seperti kebijakan ekonomi, sosial, budaya, politik, penataan kota, pendirian bangunan, pengolahan limbah dan lain sebagainya.

Dalam Masterplan pengendalian banjir, Pemda DKI meminta pemerintah pusat untuk konsisten meminimalkan dampak pencemaran lingkungan seiring dengan gencarnya pembangunan di Indonesia khususnya Jakarta, serta mengajak seluruh elemen warga Jakarta untuk bersama menjaga lingkungan kebersihan Jakarta, termasuk pengendalian sampah. Volume sampah Jakarta 6.000 ton perhari, maka ketika banjir jumlahnya bisa mencapai 9.000 – 10.000 ton. Namun, menyalahkan sampah dari rumah masyarakat sekitar kali tentu tidak tepat mengingat masalah banjir Jakarta begitu kompleks dan rumit.

Mungkin solusi untuk mengalahkan banjir agar tidak menghampiri Jakarta lagi masih sulit untuk dipecahkan. Tapi setidaknya kita sebagai masyarakat dapat melakukan hal-hal pencegahan secara dini seperti tidak membuang sampah ke kali yang bisa menyebabkan peluapan kali ketiga musim hujan tiba. Selain itu ramah terhadap lingkungan dengan tidak menebang pohon secara liar tentunya akan dapat mengurangi banjir secara bertahap.

Selasa, 02 Maret 2010

Fenomena Nikah Siri

Akhir-akhir ini, fenomena nikah siri memberikan kesan yang menarik. Nikah siri sepertinya memang benar-benar telah menjadi trend yang tidak saja dipraktekkan oleh masyarakat umum, namun juga dipraktekkan oleh figur masyarakat yang selama ini sering disebut dengan istilah kyai, dai, ustad, ulama, atau istilah lainnya yang menandai kemampuan seseorang mendalami agama (Islam). Kedua, nikah siri sering ditempatkan menjadi sebuah pilihan ketika seseorang hendak berpoligami dengan sejumlah alasannya tersendiri.

Pernikahan siri sering diartikan oleh masyarakat umum dengan;

Pertama; pernikahan tanpa wali. Pernikahan semacam ini dilakukan secara rahasia (siri) dikarenakan pihak wali perempuan tidak setuju; atau karena menganggap absah pernikahan tanpa wali; atau hanya karena ingin memuaskan nafsu syahwat belaka tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat.

Jika pernikahan siri dilakukan tanpa adanya wali yang sah dari pihak perempuan, tentu saja pernikahan ini tidak sah hukumnya dalam agama.

kedua, pernikahan yang sah secara agama namun tidak dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan sipil negara. Ada yang karena faktor biaya, alias tidak mampu membayar administrasi pencatatan; ada pula yang disebabkan karena takut ketahuan melanggar aturan yang melarang pegawai negeri nikah lebih dari satu; dan lain sebagainya.

Kebanyakan masyarakat kurang mampu melakukan pernikahan siri karna alasan ekonomi. Tentu saja ini disebabkan karna biaya untuk mengurus segala keperluan mendaftarkan pernikahan ke lembaga hukum terkait yang cukup mahal. Berdasarkan pengalaman yang saya dengar dari teman-teman yang sudah menikah, proses pendaftaran pernikahan mereka ke Kantor Urusan Agama cukup rumit dan menghabisakan biaya yang banyak. Bahkan penghulu yang akan menikahkan calon suami istri tersebut tidak segan-segan mematok biaya yang tinggi, walaupun sebenarnya sudah ada ketentuan standar biaya untuk melakukan pernikahan secara hukum.

Ketiga, pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-pertimbangan tertentu; misalnya karena takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang terlanjur menganggap tabu pernikahan siri; atau karena pertimbangan-pertimbangan rumit yang memaksa seseorang untuk merahasiakan pernikahannya

Pernikahan siri, walaupun sah menurut hukum agama tetapi tetap menimbulkan dampak negatif di masa depan pasangan suami istri yang melakukan pernikahan siri tersebut. Misalnya Jika mereka mempunyai anak di kemudian hari, si anak tidak bisa memperoleh akta kelahiran karena orang tuanya tidak mempunyai surat resmi menikah dari catatan sipil. Jika kelak terjadi perceraian pun, sang istri tidak dapat menuntut apa-apa karena tidak mempunyai bukti hukum yang kuat untuk menuntut tanggung jawab dari suami yang meninggalkannya. Pernikahan siri juga membuka peluang bagi para suami untuk melakukan poligami.

Atas dasar segi negatif itulah, pemerintah membuat Rancangan Undang-Undang yang akan menganggap pernikahan siri sebagai perbuatan illegal. Namun jika RUU tersebut terrealisasi hendaknya pemerintah melakukan pengawasan yang ketat tentang biaya pernikahan agar faktor ekonomi tidak lagi menjadi penghambat untuk melakukan pernikahan yang sah secara hukum.

Senin, 01 Maret 2010

Pelapisan Sosial Masyarakat

Masyarakat Indonesia mengenal adanya stratifikasi atau pelapisan sosial. Hal itu terjadi karena Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan. Pengertian Pelapisan sosial itu sendiri adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah.

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

Macam-macam status sosial yang ada di masyarakat antara lain :

1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya

TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL

1. Terjadi dengan sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri . Adapun orang – orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu . Tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya . Pengakuan – pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya . Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pelapisan itu bervariasi menurut tempat , waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku .

2. Terjadi dengan disengaja

Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama . Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang . Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi ini terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertical maupun secara horisontal .

PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA

1. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup

Di dalam sistem ini perpindahan anggota masyarakat ke lapisan lain baik keatas
Maupun ke bawah tidak mungkin terjadi , kecuali ada hal – hal yang istimewa .
Di dalam sistem yang demikian itu satu – satunya jalan untuk dapat masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran . Sistem pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal sistem kasta . Sebagaimana kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :

1. Kasta Brahmana : yang merupakan kastanya golongan – golongan pendeta dan
Merupakan kasta tertinggi
2. Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang
Dipandang sebagai lapisan kedua
3. Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang
Sebagai lapisan menengah ketiga .
4. Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata

5. Paria :adalah golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta .
Yang termasuk golongan ini misalnya kaum Gepeng dsb.

2. Sistem pelapisan masyarakat terbuka

Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naiknya ke lapisan yang di atasnya.
Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam masyarakat di Indonesia sekarang ini . Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu . Tetapi disamping itu orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya . Status (kedudukan) yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut “Achieve status”. Dalam hubungannya dengan pembangunan masyarakat , sistem pelapisan masyarakat yang terbuka sangat menguntungkan . Sebab setiap warga masyarakat diberi kesempatan untuk bersaing dengan yang lain . Dengan demikian orang berusaha untuk mengembangkan segala kecakapannya agar dapat meraih kedudukan yang dicita – citakan . Demikian sebaliknya bagi mereka yang tidak bermutu akan semakin didesak oleh mereka yang cakap , sehingga yang bersangkutan bisa jatuh ke tangga sosial uang lebih rendah

Orang dengan status sosial yang tinggi cenderung lebih dihormati dari pada yang mempunyai status sosial rendah. Hal ini tentunya dapat menimbulkan deskriminasi sosial di dalam masyarakat.Contohnya pada suatu acara di balai warga, orang yang mempunyai kedudukan tinggi atau mempunyai status ekonomi yang baik akan di utamakan dan diberi tempat khusus pada perhelatan tersebut, sedangkan orang dengan status sosial yang masih rendah umumnya mendapat tempat di belakang padahal sudah menganti lebih awal. Atau pada rapat warga, yang diundang untuk menghadiri rapat hanyalah warga dengan status sosial yang tinggi tanpa mau mendengarkan pendapat dari warga lainya.

Hal ini lambat laun dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat dan dapat menimbulkan ketidakharmonisan antar warga. Untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan sosial ini, hendaknya orang dengan status sosial yang lebih tinggi dapat “Duduk sama rendah, Berdiri sama tinggi” dan saling merangkul satu sama lain dengan warga yang memiliki status sosial yang rendah agar terjadi keharmonisan di dalam bermasyarakat.